Butuh Lebih Banyak Makers Lokal

JAKARTA, – Asosiasi, pelaku industri, dan regulator kembangan ekosistem Internet of Things (IoT) mempersiapkan industri ini sebagai salah satu pendorong industri 4.0 di tanah air.

Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail mengatakan, industri TIK memiliki banyak elemen.

Salah satu yang paling utama adalah infrastruktur, meliputi jaringan hingga perangkat. Elemen lainnya di atas jaringan ada aplikasi dan di atasnya lagi ada konten. Solusi IoT melingkupi seluruh elemen di atas.

”IoT merupakan gabungan antara jaringan dengan aplikasi, dan mengubah komunikasi tidak lagi melibatkan orang, namun langsung antar perangkat.

Semua benda saling terkoneksi melalui internet, dan ini mengubah wajah dunia,” ujarnya di Jakarta.

Menghadapi perubahan ini, masyarakat dan industri di nilai harus mempersiapkan diri.

IoT Makers Creation 2019 merupakan prakarsa dari pemerintah dan asosiasi sebagai program berkelanjutan untuk mencari dan mengembangkan potensi pengembang solusi IoT di berbagai daerah.

Tahun ini IoT Makers Creation terdiri dari tiga aspek kegiatan, yaitu hands on workshop di 10 kota yaitu Mataram, Bogor, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Medan dan Tangerang. Ada perlombaan dan pameran solusi, serta pengembangan solusi lanjutan.

Yaitu melalui pelatihan di luar negeri dan program lanjutan di lab IoT milik pelaku industri.

Janu Suryanto, Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET), Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menambahkan dalam mendorong implemetasi industri 4.0, tahun ini pihaknya fokus para program pendidikan.

Janu menilai peran pemerintah saat ini tidak cukup jika hanya menjadi policy makers dan regulator, namun perlu menjadi fasilitator agar Indonesia bisa menangkap peluang digitalisasi dengan maksimal.

”Kami lihat penyedia solusi IoT lokal di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan pemain global. Mereka bahkan diunggulkan karena lebih memahami situasi yang ada dan kebutuhan industri di Indonesia, sehingga dapat menyediakan solusi yang sesuai,” ujarnya.

Solusi IoT, khususnya bagi industri merupakan solusi yang customized. Janu melanjutkan, solusi tersebut harus bisa menghadirkan efisiensi bagi bisnis atau nilai tambah tertentu yang kebutuhannya bisa berbeda bagi setiap industri, bahkan perusahaan.

Kementerian Perindustrian menilai para penyedia lokal yang siap melayani kebutuhan industri masih jauh dari cukup, sehingga pihaknya menilai program pengembangan ekosistem khususnya SDM lokal menjadi tanggungjawab bersama, termasuk pemerintah.

”Tentu saja kami tidak bisa jalan sendirian. Kolaborasi akan membuat proses ini menjadi lebih cepat,” paparnya.

Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia mengatakan potensi bisnis IoT tidak akan tercapai tanpa dukungan ekosistem yang kuat dengan melibatkan seluruh stakeholder. ”Kami berupaya untuk membentuk ekosistem IoT yang diharapkan tumbuh disetiap wilayah guna menjawab kebutuhan yang unik terkait dengan pemerintah daerah, lingkungan, korporasi dan industri,” ujarnya,.

Teguh menambahkan besarnya potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat dengan nilai bisnis sebesar Rp444 triliun, pada tahun 2022 harus segera diwujudkan sejalan dengan telah dikeluarkannya aturan PM no.1/2019 tentang Ijin Kelas dan Perdirjen NO.3/2019 Tentang LPWA (Low Power Wide Area Network).

”Ini dimulai dengan pengembangan SDM yang terampil di bidang IoT dalam hal ini ASIOTI juga turut berperan aktif dalam pembuatan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) IoT yang ditargetkan rampung tahun ini,” tuturnya.

Peran serta Kominfo dan Kemenperin merupakan solusi bersama yang ditawarkan untuk mempertemukan antaramakers, pemerintah dan Industri dalam satu wadah yang diharapkan mampu menumbuhkan kolaborasi guna mendukung pertumbuhan IoT dalam menyongsong pertumbuhan Industri 4.0 di Tanah Air.

Sharif Lukman Mahfoedz, Group Head Enterprise Product and Marketing PT XL Axita Tbk mengatakan bahwa XL Axiata berkomitmen untuk mendukung lahir dan bertumbuhnya semakin banyak SDM Indonesia di bidang IoT.

Salah satu bentuk dukungan nyata yang saat ini sudah XL lakukan adalah dengan mendirikan X-Camp, suatu lab IoT yang lengkap dan terintegrasi.

“Kami harapkan melalui kehadiran X-Camp ini dapat menjadi wadah bagi IoT makers untuk mengembangkan potensi dirinya, dengan memanfaatkan beragam fasilitas pengembangan dan inkubasi produk yang kami sediakan,” tuturnya.

Para IoT makers juga dapat berkolaborasi dengan sesamanya, dan dengan team XL Axiata yang terdiri dari para profesional multi-nasional yang tergabung di dalam group Axiata.

Terlebih lagi, para IoT makers juga berkesempatan untuk bertemu dan berkolaborasi dengan beragam korporasi maupun SME yang selama ini menjadi klien XL Business Solution, sehingga peluang proses business match making pun terbuka lebar.

”Partisipasi aktif yang telah kami lakukan ini, bertujuan untuk mendukung pemerintah sepenuhnya didalam menyukseskan program roadmap industri 4.0. Dan kami sangat menyadari bahwa tujuan program ini dapat tercapai secara efektif, bila keseluruhan ekosistem IoT di Indonesia dapat bertumbuh secara beriringan,” ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Sharif, selain melalui X-Camp sebagai wadah komunitas IoT makers untuk berkolaborasi, mencipta dan menginkubasi produk-produk hasil inovasi mereka.

“XL Axiata melalui XL Business Solutions juga menyiapkan FlexIoT sebagai platform yang sudah dilengkapi dengan device management, dashboard, data analitik, dan API yang dapat digunakan secara gratis untuk memudahkan para mereka dalam merealisasikan dan mengembangkan inovasi solusi IoT yang bermanfaat bagi masyarakat,” paparnya.

Sumber : radarsukabumi.com