Siaran Pers – Penyedia Solusi Internet of Things (IoT) di Indonesia Butuhkan Lebih Banyak Makers Lokal Hadapi Permintaan Pasar

Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMKOMINFO) dan Kementerian Perindustrian (KEMENPERIN) mengadakan IoT Makers Creation 2019, sebuah program pencarian, pembekalan, hingga mendorong terbentuknya startup lokal yang fokus mengembangkan solusi IoT dari berbagai daerah di Indonesia.

JAKARTA – 19 JUNI 2019

Asosiasi, pelaku industri, dan regulator kembangkan ekosistem Internet of Things (IoT) untuk mempersiapkan industri ini sebagai salah satu pendorong industri 4.0 di tanah air.

Ismail, Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan industri TIK memiliki banyak elemen. Salah satu yang paling utama adalah infrastruktur, meliputi jaringan hingga perangkat. Elemen lainnya di atas jaringan ada aplikasi, dan diatasnya lagi ada konten. Solusi IoT melingkupi seluruh elemen di atas.

”IoT merupakan gabungan antara jaringan dengan aplikasi dan mengubah komunikasi tidak lagi melibatkan orang, namun langsung antar perangkat. Semua benda saling terkoneksi melalui internet dan ini mengubah wajah dunia,” ujarnya.

Menghadapi perubahan ini, masyarakat dan industri di nilai harus mempersiapkan diri. IoT Makers Creation 2019 merupakan prakarsa dari pemerintah dan asosiasi sebagai program berkelanjutan untuk mencari dan mengembangkan potensi pengembang solusi IoT di berbagai daerah.

Tahun ini IoT Makers Creation terdiri dari tiga aspek kegiatan, yaitu: hands on workshop di 10 kota(Mataram, Bogor, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Medan, dan Tangerang), perlombaan dan pameran solusi, serta pengembangan solusi lanjutan melalui pelatihan di luar negeri dan program lanjutan di lab IoT milik pelaku industri.

Janu Suryanto, Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET), Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menambahkan dalam mendorong implemetasi industri 4.0, tahun ini pihaknya fokus para program pendidikan.

Janu menilai peran pemerintah saat ini tidak cukup jika hanya menjadi policy makers dan regulator, namun perlu menjadi fasilitator agar Indonesia bisa menangkap peluang digitalisasi dengan maksimal.

“Kami lihat penyedia solusi IoT lokal di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan pemain global. Mereka bahkan diunggulkan karena lebih memahami situasi yang ada dan kebutuhan industri di Indonesia sehingga dapat menyediakan solusi yang sesuai,: ujarnya.

Solusi IoT, khususnya bagi industri merupakan solusi yang customized. Janu melanjutkan, solusi tersebut harus bisa menghadirkan efisiensi bagi bisnis atau nilai tambah tertentu yang kebutuhannya bisa berbeda bagi setiap industri, bahkan perusahaan.

Kementerian Perindustrian menilai para penyedia lokal yang siap melayani kebutuhan industri masih jauh dari cukup, sehingga pihaknya menilai program pengembangan ekosistem khususnya SDM lokal menjadi tanggungjawab bersama, termasuk pemerintah. “Tentu saja kami tidak bisa jalan sendirian. Kolaborasi akan membuat proses ini menjadi lebih cepat.”

Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia mengatakan potensi bisnis IoT tidak akan tercapai tanpa dukungan ekosistem yang kuat dengan melibatkan seluruh stakeholder.

”Kami berupaya untuk membentuk ekosistem IoT yang diharapkan tumbuh disetiap wilayah guna menjawab kebutuhan yang unik terkait dengan pemerintah daerah, lingkungan, korporasi dan industri,” ujarnya, hari ini.

Teguh menambahkan besarnya potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat dengan nilai bisnis sebesar Rp444 triliun pada tahun 2022 harus segera diwujudkan sejalan dengan telah dikeluarkannya aturan PM no.1/2019 tentang Ijin Kelas dan  Perdirjen NO.3/2019 Tentang LPWA (Low Power Wide Area Network).

”Ini dimulai dengan pengembangan SDM yang terampil di bidang IoT dalam hal ini ASIOTI juga turut berperan aktif dalam pembuatan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) IoT yang ditargetkan rampung tahun ini,” tuturnya.

Peran serta Kominfo dan Kemenperin merupakan solusi bersama yang ditawarkan untuk mempertemukan antaramakers, pemerintah dan Industri dalam satu wadah yang diharapkan mampu menumbuhkan kolaborasi guna mendukung pertumbuhan IoT dalam menyongsong pertumbuhan Industri 4.0 di Tanah Air.

Edyson B Tamba,General Manager Reserach Manajemen PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)mengatakan bahwa Telkomsel sudah melewati fase pertama membangun ekosistem IoT dengan sebuah program besar TINC (Telkomsel Innovation Center) yang isinya adalah program inkubasi para start-up untuk menghasilkan solusi ataupun produk komersial. Berikutnya di fase kedua melaksanakan Roadshow, Sharing & Workshop bersama stakeholder terkait dengan konsep program “Innovate 2019 in collaboration with IoT Makers Creation” yang menitikberatkan kepada solusi industri antara lain pemantauan indikator kesehatan dan keselamatan kerja, efiesiensi energi pada alat produksi dan optimasi produktifitas jalur produksi. Keseluruhan program ini akan memanfaatkan IoT Platform (connectinc) dan hasil karya dari IoT Innovation Lab Telkomsel berupa Carrier Board NB-IoT module. Secara keseluruhan  membangun ekosistem IoT di Indonesia, sangat memerlukan partisipasi semua pihak untuk mempercepat proses pengembangan IoT dan bisnisnya sehingga bisa mencapai nilai komersial.

Sharif Lukman Mahfoedz, Group Head Enterprise Product and Marketing PT XL Axita Tbk mengatakan bahwa XL Axiata berkomitmen untuk mendukung lahir dan bertumbuhnya semakin banyak sumber daya manusia Indonesia di bidang IoT. Salah satu bentuk dukungan nyata yang saat ini sudah XL lakukan adalah dengan mendirikan X-Camp, suatu lab IoT yang lengkap dan terintegrasi. Kami harapkan melalui kehadiran X-Camp ini dapat menjadi wadah bagi IoT makers untuk mengembangkan potensi dirinya dengan memanfaatkan beragam fasilitas pengembangan dan inkubasi produk yang kami sediakan. Para IoT makers juga dapat berkolaborasi dengan sesamanya dan dengan team XL Axiata yang terdiri dari para profesional multi-nasional yang tergabung didalam group Axiata. Terlebih lagi, para IoT makers juga berkesempatan untuk bertemu dan berkolaborasi dengan beragam korporasi maupun SME yang selama ini menjadi klien XL Business Solution, sehingga peluang proses business match making pun terbuka lebar. 

”Partisipasi aktif yang telah kami lakukan ini, bertujuan untuk mendukung pemerintah sepenuhnya didalam menyukseskan program roadmap industri 4.0. Dan kami sangat menyadari bahwa tujuan program ini dapat tercapai secara efektif bila keseluruhan ekosistem IoT di Indonesia dapat bertumbuh secara beriringan. Dengan demikian, selain melalui X-Camp sebagai wadah komunitas IoT makers untuk berkolaborasi, mencipta dan menginkubasi produk-produk hasil inovasi mereka, XL Axiata melalui XL Business Solutions juga menyiapkan FlexIoT sebagai platform yang sudah dilengkapi dengan device management, dashboard, data analitik, dan API yang dapat digunakan secara gratis untuk memudahkan para mereka dalam merealisasikan dan mengembangkan inovasi solusi IoT yang bermanfaat bagi masyarakat. ” ujarnya.

Sigit Cahyo, Division Head Product Planning Engineering PT Tower Bersamamenilai pemain lokal sudah memiliki kemapuan untuk memberikan solusi IoT. Namun, untuk dapat diterima pasar masih perlu adanya sosialisasi dan edukasi terkait tentang IoT itu sendiri. 

“Disisi lain ada hitungan bisnis yang harus dipastikan bahwa solusi yang ditawarkan memiliki nilai bisnis tinggi antara lain mampu menciptakan peningkatan produktivitas atau creating new revenue stream,” ujarnya.

Dia menilai IoT makers Creationmendorong adanya pertumbuhan para makers baru dari berbagai penjuru tanah air. Sehingga, kunci sukses agar IoT diterima pasar, yaitu kesesuaian dan integrasi komponen sensor, jaringan, platform, aplikasi dengan model bisnis yang mendisrupsi kondisi saat ini dapat tercapai.

Sigit menambahkan Tower Bersama sebagai perusahaan nasional penyedia infrastruktur telekomunikasi di Indonesia yang memiliki portfolio hingga 15.000 tower melihat IoT sebagai potensi besar. “Kami juga corcern terhadap kemajuan dari perkembangan kualitas dan kuantitas makers karya anak bangsa di bidang IoT.”

Fariz Yuniar, Direktur PT Eyro Digital Teknologi (CUBEACON) mengatakan Cubeacon sebagai salah satu merek produsen sensor lokal untuk IoT yang telah melayani pelanggan korporasi di pelayanan publik bandara udara dan rumah sakit.

“Tantangan pengembangan pasar yang lebih luas adalah perlu diberikannya edukasi dan pemahaman manfaat mengenai industri 4.0 kepada koporasi dan pemerintah daerah, serta bertemunya titik temu antara manfaat IoT dengan harga kewajaran yang dapat diterima oleh calon pelanggan,” ujarnya.

Dia menambahkan SDM yang mumpuni dengan keterjangkaun kewajaran penggajian menjadi salah satu faktor berkembangnya iot di masa depan, terutama untuk pemasangan, perawatan sensor-sensor IoT di seluruh wilayah Indonesia.

Semakin banyaknya makers yang tersebar di berbagai daerah akan memudahkan para penyedia solusi IoT untuk berkolaborasi maupun menjadi perpanjangan tangan untuk mengembangkan layanan IoT secara merata dan efisien di seluruh Indonesia.

Ganang Ardiy Tama, Co-Founder PT Nocola iOT Solutionmengakui pengembangan kapabilitas dari SDM lokal menjadi salah satu hal penting yang harus dikerjakan bersama.

“Kami sangat mengapresiasi penyelengarakan IoT Makers Creation 2019. Diharapkan dengan terselengaranya program tersebut, menjadi momen dimana muncul talenta-talenta baru untuk pengembangan IoT, sehingga ekosistem IoT khususnya bagi pengembang akan terbentuk,” ujarnya.

Menurut Ganang, merupakan tanggung jawab bersama untuk saling bergandeng tangan untuk berkontribusi dalam mengedukasi pengembang khususnya di daerah. Nocola sebagai salah satu perusahaan pengembang IoT di daerah terus membuka peluang untuk mencari talenta baru.

Nocola saat ini telah melayani pelanggan korporasi di industri energi. Ganang menjelaskan tantangan yang pihaknya hadapi selama ini berupa sertifikasi perangkat yang telah dikembangkan. Diharapkan setelah ini diadakan edukasi bagi industri untuk proses sertifikasi perangkat yang di pasarkan.

Doddy Taufiq Arief, Head IoT Business PT Imani Prima mengatakan  Imani Prima dengan pengalaman lebih dari 10 tahun terlibat dalam pengerjaan solusi IoT sangat merasakan pentingnya meningkatkan jumlah dan kapabilitas talenta lokal.

Imani Prima memberikan solusi end-to-end mulai dari akuisisi data, connectivity, cloud server, web/mobile app dan data analytic. “Hal ini menyebabkan kami  membutuhkan SDM dengan berbagai latar belakang yang akan ditempatkan antara lain sebagai hardware engineer, field engineer, network engineer, software engineer, system analyst dan data analytic,” ujarnya.

Doddy menambahkan sejauh ini dirasakan SDM lokal sangat siap untuk terlibat lebih jauh dalam IoT. Khusus untuk hardware perlu dikembangkan ekosistem lokal agar bisa menjadi pemain di negeri sendiri.

Potensi pasar IoT di Indonesia sangat besar seiring dengan luas negara Indonesia yang luas dan populasi yang banyak. Oleh karena itu para talenta dan pemain lokal hendaknya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, didukung program IoT Makers Creation.

-Sekian-

Foto 1: Janu Suryanto (tengah), bersama dengan Teguh Prasetya (kiri) dan Ismail (kanan) didampingi perwakilan industri IoT dalam preskon IoT Makers Creation 2019

Foto 2: Ismail, Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan mengenai kolaborasi antara ASIOTI dengan Kominfo dalam IoT Makers Creation

Foto 3: Ismail (tengah), bersama Teguh Prasetya (kiri) dan Janu Suryanto (kanan) menjawab pertanyaan media dalam preskon IoT Makers Creation 2019.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Sekjen Asosiasi IoT Indonesia, Fita Maulani
WA: 0877 8054 8550
e-mail: iiotforum@gmail.com