Jakarta – Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Perindustrian mengadakan IoT Makers Creation 2019, sebuah program pencarian dan pembekalan untuk mendorong pendirian startup pengembang solusi IoT lokal.
Ketua Umum Asosiasi IoT, Teguh Prasetya mengatakan, Indonesia mengatakan potensi bisnis IoT tidak akan tercapai tanpa dukungan ekosistem yang kuat dengan melibatkan seluruh stakeholder.
Asioti, mencatat potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat dengan nilai bisnis senilai Rp444 triliun pada tahun 2022. Dia mengatakan potensi tersebut dapat diwujudkan sejalan dengan dikeluarkannya aturan PM no.1/2019 tentang Ijin Kelas dan Perdirjen No. 3/2019 Tentang LPWA (Low Power Wide Area Network).
Tahun ini, IoT Makers Creation terdiri dari tiga aspek kegiatan, yaitu Hands on Workshop di 10 kota (Mataram, Bogor, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Medan, dan Tangerang), perlombaan dan pameran solusi, serta pengembangan solusi lanjutan melalui pelatihan di luar negeri dan program lanjutan di lab IoT milik pelaku industri.
”Ini dimulai dengan pengembangan SDM yang terampil di bidang IoT dalam hal ini ASIOTI juga turut berperan aktif dalam pembuatan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) IoT yang ditargetkan rampung tahun ini,” jelasnya di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Keikutsertaan Kemenkominfo dan Kemenperin dibutuhkan sebagai solusi bersama yang ditawarkan untuk mempertemukan antara makers, pemerintah dan Industri dalam satu wadah guna mendukung pertumbuhan IoT dalam di Indonesia.
Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengatakan, industri TIK memiliki banyak elemen antara lain, infrastruktur, jaringan, perangkat, aplikasi, dan konten.
IoT, lanjutnya, mengubah komunikasi tidak lagi melibatkan orang, namun langsung antar perangkat. “Semua benda saling terkoneksi melalui internet dan ini mengubah wajah dunia,” jelasnya.
Semenatara itu, Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET), Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Janu S menambahkan, dalam mendorong implementasi Industri 4.0, tahun ini pihaknya fokus para program pendidikan.
Pemerintah saat ini tidak cukup jika hanya menjadi policy makers dan regulator, tetapi perlu menjadi fasilitator agar Indonesia bisa menangkap peluang digitalisasi dengan maksimal.
“Kami lihat penyedia solusi IoT lokal di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan pemain global. Mereka bahkan diunggulkan karena lebih memahami situasi yang ada dan kebutuhan industri di Indonesia sehingga dapat menyediakan solusi yang sesuai,” tutupnya. (boim)
Sumber : wartapenanews.com