Siaran Pers – Ini Dia, Tiga Tim Pemenang IoT Makers Creation 2019

Kemampuan menganalisis dan mengembangkan solusi yang dapat memberikan dampak nyata pada masyarakat sekitar menjadi keunggulan makers lokal di bidang IoT

JAKARTA – 26 SEPTEMBER 2019: Layanan berbasis solusi Internet of Things (IoT) bisa diimplementasikan dalam keseharian masyarakat didukung ekosistem yang semakin berkembang di Indonesia. Salah satu bentuk kegiatan pengembangan ekosistem melalui kolaborasi antara Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada program IoT Makers Creation 2019, pencarian makers lokal melalui hands on workshop di 10 kota, kompetisi, dan inkubasi berkelanjutan.

Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo mengatakan ekosistem yang mendukung perlu ditumbuhkan agar implementasi layanan IoT bisa masif di Indonesia. ”Solusi IoT yang bersifat kekhususan, apalagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan dari sisi supply agar deman yang saat ini masih wait and see bisa teryakini bahwa solusi IoT bisa memberikan benefit,” ujarnya pada Awarding Ceremony IoT Makers Creation 2019 dalam pameran e2ecommerce Indonesia in collaboration with IoT Makers Creation di Jakarta, hari ini. Banyaknya supply akan memberikan lebih banyak rentang pilihan yang dapat dijadikan bahan perbandingan masyarakat untuk dapat menerapkan berbagai solusi dalam kehidupan keseharian. Sebanyak 3 tim peserta kompetisi IoT Makers Creation terpilih sebagai pemenang, yaitu Elco_Thunder, Rene_Team, dan Klik Ternak. Sebelumnya ketiganya berhasil masuk dalam 10 besar finalis yang berkesempatan memamerkan solusinya pada pameran e2ecommerce Indonesia in collaboration with IoT Makers Creation di Jakarta, dari 100 karya yang masuk ke panita kompetisi.

Harjanto, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin mengatakan kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian program pencarian, pembekalan, hingga mendorong talenta lokal di bidang IoT. “IoT merupakan salah satu pilar teknologi dalam Industri 4.0. Agar bisa terbentuk menjadi start up lokal yang fokus mengembangkan solusi IoT dari berbagai daerah di Indonesia, maka harus didorong bersama oleh seluruh pemangku kepentingan”. Salah satu pemangku kepentingan yang memegang peran sentral agar Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri adalah makers dan komunitas. Saat ini peran pemerintah tidak cukup jika hanya menjadi policy maker dan regulator, namun perlu untuk menjadi fasilitator agar Indonesia bisa menangkap peluang era digitalisasi dengan maksimal. Kompetisi IoT Makers Creation 2019 ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah sebagai fasilitator yang terdiri dari rangkaian program pencarian, pembekalan, hingga mendorong talenta lokal di bidang IoT. Sebelumnya telah dilaksanakan rangkaian acara hands on workshop IoT yang telah berlangsung sepanjang tahun 2019. Workshop ini ditujukan untuk 300 tim makers dan pengembang perangkat IoT di 10 kota di Indonesia, yaitu: Mataram, Bogor, Bandung, Jakarta, Medan, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Tangerang, dan Semarang.

Selanjutnya, karya dari pemenang Kompetisi IoT Makers Creation 2019 ini akan masuk tahap inkubasi hingga keluar produk yang siap untuk dikomersialkan. Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia mengatakan kemampuan menganalisis dan mengembangkan solusi yang dapat menjawab permasalahan serta memberikan dampak nyata pada masyarakat maupun industri sekitarnya menjadi keunggulan makers lokal di bidang IoT. “Masyarakat dan industri setempat perlu lebih banyak opsi baik dari sisi jenis ragam solusi maupun harga yang bisa dipilih. Tentu saja, solusi tersebut harus bisa memberikan nilai tambah yang signifikan baik dari sisi efisiensi kinerja dan biaya , peningkatan produktivitas maupun pendapatannya” ujarnya. Teguh menambahkan masyarakat dan industri saat ini mencari solusi IoT yang tepat guna dan bisa langsung diaplikasikan. Bagaimana para makers mencari idenya, bisa berangkat dari menjawab berbagai permasalahan serta menggali peningkatan pola hidup di sekitar.

Feby Sallyanto, Chief Enterprise and SME PT XL Axiata, Tbk mengatakan Sebagai bentuk komitmen untuk terus memperkuat ekosistem layanan IoT, XL Axiata juga turut berperan aktif di setiap ajang atau kegiatan yang terkait pengembangan solusi IoT, salah satunya adalah pada Eksibisi IoT Makers Creation 2019. Dukungan berkelanjutan dari IoT Makers Creation yang telah melahirkan ratusan ide, prototype dan gagasan menarik selama 6 bulan berlangsungnya program ini adalah bagi para pemenang maupun beberapa finalis lainnya berpotensi untuk masuk dalam program inkubasi yang dimiliki oleh XL di X-Camp. ”XL Axiata terus mendukung berkembangnya sumber daya manusia Indonesia di bidang IoT, salah satu bentuk dukungan nyata yang saat ini sudah XL lakukan adalah dengan mendirikan X-Camp, suatu Laboratorium IoT pertama di Asia Tenggara yang disertifikasi oleh GSMA dan menjadi satu-satunya IoT Lab yang dimiliki oleh penyelenggara telekomunikasi di Indonesia pada saat ini. Selain itu, kemarin kami juga baru saja meluncurkan secara komersial jaringan khusus untuk pengembangan IoT yaitu NB-IoT. NB-IoT adalah jaringan dengan LPWA (Low Power Wide Area) dengan spektrum frekuensi berlisensi, artinya daya yang digunakan perangkat untuk berkomunikasi dengan jaringan sangat kecil namun cakupan jangkauannya sangat luas, sehingga jaringan tersebut lebih efektif dan efisien, dibandingkan dengan jaringan selular lainnya untuk use case IoT yang tidak membutuhkan bandwidth besar. Tidak hanya tempat dan jaringan, kami juga menyiapkan platform IoT bernama FlexIoT yang dapat digunakan secara gratis bagi para makers. Platform ini berfungsi untuk membantu para makers dalam mengembangkan solusi IoT mereka dengan menyediakan full stack platform dari device management, dashboard, data analitik, dan API,” ujarnya.

Lebih dekat dengan pemenang IoT Makers Creation 2019

Juara 1, Elco_Thunder

Muhammad Arif Ramdani, Tedy Apriadi, dan Mochammad Fadillah Putra sebagai tim mengharapkan adanya pengembangan prototype X-Shrimp (Sistem Monitoring dan Kontrol Kualitas Air Tambak Udang Berbasis IoT) akan menghasilkan output sesuai dengan tagline prototype ini yaitu “Untuk Petambak yang lebih sejahtera.”

“Petani tambak udang sering mengalami kegagalan panen yang disebabkan oleh monitoring dan kontrol kualitas air yang kurang baik. Kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah, belum lagi biaya listrik sangat besar karena kincir air pada tambak harus bekerja selama 24 jam,” ujar Arif. Solusi ini diharapkan dapat menaikkan survival rate udang hingga mencapai 95% dari sebelumnya di bawah 75%, serta menurunkan biaya listrik hingga 20%, sehingga hasil panen udang mencapai hasil maksimal. Dengan monitoring dan kontrol yang baik kita harapkan minat petani dalam bertambak udang meningkat, sehingga bisa memanfaatkan lahan yang tersedia dan membuka lapangan pekerjaan. Elco_Thunder menawarkan solusinya dalam empat skema bisnis, yaitu revenue share, new revenue, profesional service, dan big data. “Selanjutnya kami akan menyempurnakan alat X-Shrimp ini, sehingga dapat digunakan oleh lebih banyak petani tambak udang.”

Juara 2, Rene_Team

Luthfansyah Mohammad, Miftah A Choiri, dan Kisron mengembangkan Roof.inno, sebuah perangkat teknologi di bidang energi terbarukan yang smart, efisien, dan user friendly. Secara garis besar, produk ini mampu menghasilkan keluaran daya listrik optimal, monitoring dan manajemen energi yang baik, serta adanya fitur pendeteksian dini jika terjadi kerusakan pada sistem. Roof.inno dibangun dari paket produk yang terdiri atas panel surya, konverter listrik, baterai, dan kotak kontrol kelistrikan. “Invensi ini memiliki beberapa keunggulan dibanding produk yang telah ada di pasaran. Pada produksi energi, panel surya Roof.inno telah menggunakan fitur MPPT yang mampu membuat hasil lisrik lebih optimal, selain itu sistem kelistrikan panel surya telah telah memiliki kecerdasan buatan yang mampu mengatasi permasalahan tertutupnya bayang-bayang pada sebagiaan permukaan panel surya,” ujar Luthfansyah. Konverter listrik Roof.inno telah memiliki beberapa sensor yang sensitif dan akurat dalam membaca parameter kelistrikan. Penggunaan kecerdasan buatan pada Roof.inno membantu sistem dalam memprediksi kondisi kesehatan baterai. “Seluruh sistem produk ini telah terintegrasi dengan internet yang dapat dimonitor dan di-manage melalui aplikasi android dan website Roof.inno juga telah dilengkapi oleh kotak kontroler dengan fitur layar sentuh untuk mengetahui parameter daya listrik sekaligus melakukan managing kelistrikan,” tambah Kisron.

Juara 3, Klik Ternak

Yogi Putra Pratama, Fiannurdin, Faruq mengatakan pihaknya fokus mengembangkan teknologi di bidang peternakan di indonesia, khususnya pada peternakan sapi perah. “Kami melihat adanya potensi berdasarkan data BPS pada tahun 2018 dimana jumlah perusahaan peternakan sapi perah skala besar di Indonesia mencapai lebih dari 30 perusahaan dan akan terus berkembang kedepannya,” ujar Yogi. Permasalahan di Indonesia saat ini adalah besarnya impor susu sapi segar, kurang pengetahuan dari peternak tentang penyakit sapi perah, dan minimnya pemanfaatan teknologi di dunia peternakan.

“Teknologi yang saat ini digunakan adalah sebatas RFID tag sebagai identitas digital pada sapi. Manajemen kesehatan sapi perah pada peternakan di Indonesia masih menggunakan tenaga manusia untuk mengecek kondisi sapi. Hal ini tentunya tidak efektif apabila diterapkan pada peternakan yang memiliki lebih dari 100 ekor sapi,” tambahnya. Seecow sebagai salah satu produk Klik Ternak hadir sebagai solusi permasalahan untuk membantu peternak dalam melakukan manajemen kesehatan sapi perah mulai dari pemantauan kesehatan secara realtime hingga diagnosa dini terhadap penyakit. Diharapkan dengan Seecow, peternak bisa melakukan manajemen kesehatan dalam genggaman.